Analisis Intermarket: A Preview
Pasar tidak berdiri sendiri. Mereka saling berkaitan satu sama lain. Suatu hal yang terjadi pada suatu pasar dapat mempengaruhi pasar lainnya. Inilah yang disebut dengan Intermarket. Adapun penggunaan intermarket sebagai bahan pengambilan keputusan sering disebut Intermarket Correlation Analysis. Pasar yang akan saya bahas di sini adalah pasar keuangan.
Samibegood menyebut Analisis intermarket sebagai studi dari berbagai pasar keuangan dan keterkaitannya satu sama lain. Layaknya efek domino, suatu peristiwa yang mempengaruhi sebuah pasar keuangan akan langsung berdampak pada pasar-pasar lainnya. Pasar keuangan umumnya terbagi dalam empat kategori yaitu Stock Market, Bond Market, Commodity Market, dan Currency Market.
Sebagai contoh suatu peristiwa yang berdampak langsung pada bursa saham, akan memiliki efek
domino ke bursa obligasi, ke pasar komoditas dan akhirnya mempengaruhi pasar mata uang. Dan sebaliknya, peristiwa yang menguncang pasar mata uang akan berdampak langsung kepada ketiga pasar lainnya.
Pertanyaannya mengapa hal ini terjadi?
Sederhana sekali jawabannya,yakni karena uang tidak pernah tidur. Uang harus bekerja menghasilkan yield (imbal hasil) yang lebih tinggi bagi pemiliknya.
Anggap saja anda adalah seorang Fund Manager sebuah lembaga investasi. Sebagai FM anda harus dapat memutar dana, dan menempatkannya pada asset-asset yang memberikan yield tinggi. Dalam melakukan perputaran dana, anda biasanya akan memiliki porfolio yang isinya adalah asset-asset yang memiliki nilai menguntungkan. Bisa saja anda menempatkan dana pada saham-saham blue chips, namun jika harga saham tersebut turun, sebagai seorang FM tentu harus mengalokasi ulang komposisi portfolionya.
Pastinya anda tidak ingin rugi atau uang/dana yang ada macet tidak bergerak. Bisa saja anda melepas saham-saham yang dimiliki untuk kemudian diinvestasikan kepada obligasi pemerintah.
Contoh lain adalah sebagai FM, anda dapat saja meminjam uang US dollar yang bersuku bunga rendah 0.25% pada bank-bank Amerika, untuk ditempatkan pada asset dengan yield lebih tinggi, misalnya SUN Indonesia yang bunganya diatas 6-7%.
Jadi dengan mengamati pergerakan (uang) dan pengaruhnya, anda akan memperoleh pemahaman
dan dapat mempersiapkan diri lebih baik dalam mengantisipasi pergerakan mata uang. Tentu, profit adalah hal yang kita cari.
Apa saja yang harus diamati selain melihat chart dari pair yang di-trade? Ada beberapa indikator
penting yang layak dicermati jika akan menggunakan analisa intermarket. Di bawah ini adalah
beberapa instrumen yang memberikan anda pandangan yang lebih lengkap terhadap apa yang
sedang terjadi di pasar-pasar keuangan:
1. S&P 500, DJIA (index saham USA)
2. VIX (index volatilitas CBOE)
3. US Dollar Index (USDX)
4. Suku bunga jangka pendek (seperti Fed Fund Rate)
5. US Treasury Yield Curve
6. Harga Minyak (Oil)
7. Harga Emas (Gold)
8. LIBOR
Lantas. Bagaimana menggunakan analisis intermarket untuk kegiatan trading kita? Kita akan bahas nanti satu-persatu....jika memungkinkan hehe (KDP-18/04/2017)
Samibegood menyebut Analisis intermarket sebagai studi dari berbagai pasar keuangan dan keterkaitannya satu sama lain. Layaknya efek domino, suatu peristiwa yang mempengaruhi sebuah pasar keuangan akan langsung berdampak pada pasar-pasar lainnya. Pasar keuangan umumnya terbagi dalam empat kategori yaitu Stock Market, Bond Market, Commodity Market, dan Currency Market.
Sebagai contoh suatu peristiwa yang berdampak langsung pada bursa saham, akan memiliki efek
domino ke bursa obligasi, ke pasar komoditas dan akhirnya mempengaruhi pasar mata uang. Dan sebaliknya, peristiwa yang menguncang pasar mata uang akan berdampak langsung kepada ketiga pasar lainnya.
Pertanyaannya mengapa hal ini terjadi?
Sederhana sekali jawabannya,yakni karena uang tidak pernah tidur. Uang harus bekerja menghasilkan yield (imbal hasil) yang lebih tinggi bagi pemiliknya.
Anggap saja anda adalah seorang Fund Manager sebuah lembaga investasi. Sebagai FM anda harus dapat memutar dana, dan menempatkannya pada asset-asset yang memberikan yield tinggi. Dalam melakukan perputaran dana, anda biasanya akan memiliki porfolio yang isinya adalah asset-asset yang memiliki nilai menguntungkan. Bisa saja anda menempatkan dana pada saham-saham blue chips, namun jika harga saham tersebut turun, sebagai seorang FM tentu harus mengalokasi ulang komposisi portfolionya.
Pastinya anda tidak ingin rugi atau uang/dana yang ada macet tidak bergerak. Bisa saja anda melepas saham-saham yang dimiliki untuk kemudian diinvestasikan kepada obligasi pemerintah.
Contoh lain adalah sebagai FM, anda dapat saja meminjam uang US dollar yang bersuku bunga rendah 0.25% pada bank-bank Amerika, untuk ditempatkan pada asset dengan yield lebih tinggi, misalnya SUN Indonesia yang bunganya diatas 6-7%.
Jadi dengan mengamati pergerakan (uang) dan pengaruhnya, anda akan memperoleh pemahaman
dan dapat mempersiapkan diri lebih baik dalam mengantisipasi pergerakan mata uang. Tentu, profit adalah hal yang kita cari.
![]() |
Korelasi Intermarket Lengkap |
Apa saja yang harus diamati selain melihat chart dari pair yang di-trade? Ada beberapa indikator
penting yang layak dicermati jika akan menggunakan analisa intermarket. Di bawah ini adalah
beberapa instrumen yang memberikan anda pandangan yang lebih lengkap terhadap apa yang
sedang terjadi di pasar-pasar keuangan:
1. S&P 500, DJIA (index saham USA)
2. VIX (index volatilitas CBOE)
3. US Dollar Index (USDX)
4. Suku bunga jangka pendek (seperti Fed Fund Rate)
5. US Treasury Yield Curve
6. Harga Minyak (Oil)
7. Harga Emas (Gold)
8. LIBOR
Lantas. Bagaimana menggunakan analisis intermarket untuk kegiatan trading kita? Kita akan bahas nanti satu-persatu....jika memungkinkan hehe (KDP-18/04/2017)
Posting Komentar untuk "Analisis Intermarket: A Preview"